3 Juni - Jujurlah Kepada Orang Lain dan Kepada Allah - Hidup Seperti Yesus

e-Devotional on YOUTUBE

JUJURLAH KEPADA ORANG LAIN,

DAN KEPADA ALLAH

BACAAN e-Devotional – 3 Juni

Ulangan 25:15

“Haruslah ada padamu batu timbangan yang utuh dan tepat; haruslah ada padamu efa yang utuh dan tepat – supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.”

Adalah paling baik untuk bertindak jujur kepada sesamamu manusia dan kepada Allah. Engkau bergantung kepada Kristus untuk setiap kesenangan yang engkau nikmati; engkau bergantung kepada Dia atas masa depan, kehidupan yang baka; dan engkau tidak dapat memperolehnya tanpa menghargai pahalanya. Mereka yang menyadari kebergantungan mereka kepada Allah akan merasa bahwa mereka harus jujur kepada orang-orang lain, dan di atas semuanya, mereka harus jujur kepada Allah, dari siapa datang semua berkat kehidupan. Pengelakan terhadap perintah Allah yang positif mengenai perpuluhan dan persembahan dicatat dalam buku surga  sebagai perampokan terhadap Dia.

Tak ada seorang pun yang tidak jujur kepada Allah atau kepada orang lain dapat benar-benar sejahtera. Tuhan telah membeli kita dengan darah-Nya yang mahal, dan itu adalah karena rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga kita boleh berharap akan karunia keselamatan yang ajaib. Dan kita dipanggil untuk bertindak jujur, suka akan belas kasihan, dan berjalan rendah hati bersama dengan Allah kita. Namun TUhan menyatakan, “Tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa.” Ketika kita berlaku tidak jujur kepada sesama manusia atau kepada Allah, kita, kita menghina otoritas Allah, dan melalaikan fakta bahwa Kristus telah membeli kita dengan nyawa-Nya sendiri.

Dunia sedang merampok Allah dalam segala bidang usaha. Semakin Ia memberikan kekayaan, semakin merajalela manusia mengklaimnya sebagai milik mereka sendiri, untuk dipergunakan sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Namun akankah para pengikut Kristus mengikuti kebiasaan-kebiasaan dunia? Akankah kita mengorbankan kedamaian hati nurani, persekutuan dengan Allah, dan persahabatan dengan sadara dan saudari kita, karena kita gagal mengelola bagian yang Ia telah tuntut sebagai milik-Nya?

Biarlah mereka yang mengklaim sebagai orang-orang Kristen mengingat dalam pikiran mereka bahwa mereka sedang berbisnis dnegan modal yang dipercayakan kepada mereka dari Allah, dan bahwa mereka dituntut untuk setia mengikuti arahan dan petunjuk dari Alkitab mengenai pembagiannya. Jika hatimu jujur kepada Allah, engkau tidak akan menggelapkan apa yang menjadi milik Tuhan dan tidak akan menginvestasikannya dalam kegiatan-kegiatan usahamu sendiri yang mementingkan diri. – Review and Herald, 17 Desember, 1889.