6 Oktober - Kuasa yang Lebih Tinggi Untuk Mengendalikan Sifat Tubuh - Hidup Seperti Yesus
e-Devotional on YOUTUBE
KUASA YANG LEBIH TINGGI UNTUK
MENGENDALIKAN SIFAT TUBUH
BACAAN e-Devotional – 6 Oktober
1
Korintus 9:25, 27
“Tiap-tiap orang
yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala
hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana tetapi
kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Tetapi aku melatih tubuhku dan
menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
jangan aku sendiri ditolak.”
Kemajuan
reformasi kesehatan bergantung kepada pengenalan yang jelas akan kebenaran
dasar. Sementara di satu sisi bahaya mengintai melalui suatu filsafat picik,
kekolotan yang keras dan kaku, di sisi lain ada satu bahaya besar dalam
kebebasan yang sembrono. Dasar semua reformasi yang tangguh adalah hukum Allah.
Kita harus mengemukakan dalam tulisan-tulisan yang jelas dan tegas akan
perlunya menuruti hukum ini. Prinsip-prinsipnya harus tetap dihadapkan kepada
orang banyak. Hukum itu sama kekalnya dan tidak dapat ditawar-tawar sebagaimana
Allah sendiri.
Salah
satu dari akibat yang mengerikan dari kemurtadan pada dasarnya adalah hilangnya
kemampuan manusia akan pengendalian diri. Hanyalah dengan dipulihkannya
kemampuan ini kemajua yang nyata dapat diperoleh.
Tubuh
adalah satu-satunya perantara dengan mana pikiran dan jiwa dikembangkan untuk
pembentukan tabiat. Karena itulah musuh jiwa-jiwa mengerahkan godaannya untuk
melemahkan dan memerosotkan kesanggupan-kesanggupan tubuh. Keberhasilannya
dalam hal ini berarti penyerahan seluruh tubuhnya kepada kejahatan.
Kecenderungan-kecenderungan dari sifat tubuh pasti akan mengakibatkan kerusakan
dan kematian, kecuali berada di bawah perintah kuasa yang lebih tinggi.
Tubuh
itu harus ditundukkan. Kuasa yang lebih tinggi harus memerintahnya. Nafsu harus
dikendalikan oleh kemauan yang dikuasai oleh Allah sendiri. Kemampuan nalar
utama yang disucikan oleh rahmat Ilahi haruslah mempengaruhi kehidupan kita.
Tuntunan-tuntunan
Allah harus menguasai hati nurani. Pria dan wanita harus disadarkan akan
kewajiban penguasaan diri, akan perlunya kemurnian, bebas dari segala selera
yang merusak dan kebiasaan yang mencemarkan. Mereka perlu diyakinkan dengan
fakta bahwa segala kemampuan pikiran dan tubuh adalah pemberian Allah, dan harus
dipelihara dalam kondisi sebaik mungkin untuk pekerjaan-Nya.
Dalam
upacara kuno yang melambangkan Injil, tidak ada persembahan cacat yang boleh
dipersembahkan di mezbah Allah. Korban yang melambangkan Kristus haruslah tidak
bercela dan tidak bercacat. Firman Allah menyebut hal ini sebagai suatu
gambaran agar anak-anak-Nya menjadi “persembahan yang hidup,” “kudus tanpa
cacat dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu”. –Seri Membina Keluarga, jilid 5, hlm. 109, 110.
Posting Komentar untuk "6 Oktober - Kuasa yang Lebih Tinggi Untuk Mengendalikan Sifat Tubuh - Hidup Seperti Yesus"