16 Oktober - Orang Kristen Harus Benar-benar Bertarak dan Dikendalikan oleh Prinsip - Hidup Seperti Yesus

e-Devotional on YOUTUBE

ORANG KRISTEN HARUS BENAR-BENAR

BERTARAK DAN DIKENDALIKAN OLEH PRINSIP

BACAAN e-Devotional – 16 Oktober

1 Korintus 10:31

“Aku menjawab : ‘Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah’”

Rasul Paulus menuliskan: “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja yang memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Korintus 9:24-27.

Ada banyak di dunia ini yang memanjakan kebiasaan-kebiasaan yang merusak. Selera adalah hukum yang memerintah mereka; dan karena kebiasaan-kebiasaan mereka yang salah, moralitas merosot dan kuasa untuk memahami perkara-perkara yang suci sebagian dimusnahkan. Akan tetapi orang Kristen perlu bertarak dengan ketat. Mereka harus menempatkan standar mereka tinggi-tinggi. Pertarakan dalam hal makan, minum, dan dan berpakaian adalah penting. Seharusnya prinsip yang menguasai bukannya selera atau kegemaran. Mereka yang makan terlalu banyak, atau makanan yang berkualitas rendah, mudah sekali dituntun ke dalam pemborosan, ke dalam “Berbagai hawa nafsu yang hampa, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” 1 Timotius 6:9. “Rekan sekerja Allah” harus menggunakan setiap langkah pengaruh mereka untuk mendorong penyebaran dari prinsip-prinsip pertarakan yang benar.

Ini berarti bahwa kita harus setia kepada Allah. Ia memiliki tuntutan bagi semua orang yang bekerja bagi-Nya. Dia menginginkan agar tubuh dan pikiran dipelihara dalam kondisi kesehatan yang terbaik, setiap kuasa dan anugerah ditempatkan di bawah pengendalian Ilahi, dan kebiasaan pertarakkan yang ketat dan kuat serta seksama dapat mereka lakukan. Kita berada di bawah tuntutan Allah untuk menyerahkan diri kita kepada-Nya tanpa tedeng aling-aling, baik tubuh dan jiwa, dengan semua kesanggupan yang dihargai sebagai pemberian yang indah yang dipercayakan kepada kita bagi pelayanan pekerjaan-Nya.

Seluruh tenaga dan kesanggupan kita, senantiasa dikuatkan dan dtingkatkan selama masa percobaan ini. Hanya mereka yang menghargai prinsip ini, yang telah dilatih untuk memelihara tubuhnya dengan bijaksana dan di dalam takut akan Allah, akan terpilih memikul tanggung jawab dalam pekerjaan ini…. Setiap jemaat membutuhkan kesaksian yang jelas dan tajam dan membunyikan terompet dalam nada tertentu.—Seri Membina Keluarga, Jilid. 6, hlm. 152,153.